Minggu, 29 Mei 2016

tinjauan pustaka manajemen kesehatan sapi



(laporan tugas akhir mahasiswa)

oleh: 
 Eko Ari Putranto 
13741025 

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Manajemen Kesehatan Sapi Potong
Manajemen kesehatan dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian faktor-faktor produksi melalui optimalisasi sumberdaya yang dimilikinya agar produktivitas ternak dapat dimaksimalkan, kesehatan ternak dapat dioptimalkan dan kesehatan produk hasil ternak memiliki kualitas kesehatan sesuai dengan standar yang diinginkan. Manajemen kesehatan ternak harus melalui suatu proses yaitu suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Penyakit merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi dalam usaha ternak. Melalui penerapan manajemen kesehatan ternak yang dilakukan secara berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak dapat diminimalkan. Penyakit-penyakit yang dijadikan prioritas untuk diatasi adalah penyakit parasiter, terutama skabies dan parasit saluran pencernaan (nematodiasis). Sementara itu, untuk penyakit bakterial terutama anthrax, pink eye, dan pneumonia. Penyakit viral yang penting adalah orf, dan penyakit lainnya (penyakit non infeksius) yang perlu diperhatikan adalah penyakit diare pada anak ternak, timpani (kembung rumen) dan keracunan sianida dari tanaman. Pengendalian penyakit parasit secara berkesinambungan (sustainable parasite controle) perlu diterapkan agar infestasi parasit selalu di bawah ambang yang dapat mengganggu produktivitas ternak. Vaksinasi terhadap penyakit Anthrax (terutama untuk daerah endemis anthrax), dan orf merupakan tindakan preventif yang dianjurkan. (saputro, 2015)
Masalah kesehatan ternak juga dapat disebabkan oleh tidak cukupnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh ternak. Ternak tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau kurang menerima nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air yang tidak seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass tetany, milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang kurang akan menimbulkan masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan reproduksi dan penurunan produksi. (saputro, 2015)
Keberhasilan usaha ternak sapi potong tergantung pada tiga unsur, yaitu: bibit, pakan, dan manajemen. Manajemen mencangkup pengelolaan perkawinan, pemberian pakan, perkandangan dan kesehatan ternak. Penanganan hasil ternak, pemasaran dan pengaturan tenaga kerja (Santoso, 2006 b)
            Keberhasilan peternakan sapi potong tidak hanya terletak pada usaha pengembangan jumlah ternak yang di pelihara, namun juga pada perawatan dan pengawasan, sehingga kesehatan ternak sapi juga terjaga. Menurut Akoso (1996), kesehatan ternak merupakan suatu kondisi tubuh ternak dan seluruh sel yang menyusun dan cairan tubuh yang di kandungannya secara fisiologis berfungsi normal. Keruskan sel mungkin saja terjadi secara normal sebagai akibat proses pertumbuhan dinamis demi kelangsungan hidup, sehingga terjadi pergantian sel tubuh yang rusak atau mati bagi ternak yang sehat. Daya tahan ternak terhadap penyakit menjadi sangat menurun karena adanya muatan ekstra dalam keseimbangan fisiologis, yang disebabkan oleh ketidakberdayaan ternak untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal (Akoso, 1996).
2.2 Biosecurity
            Sistem biosecurity merupakan upaya pencegahan penyebaran suatu penyakit yang memungkinkan dapat menginfeksi pada ternak disuatu farm. Menurut komara (2008) tindakan pencegahan penyakit merupakan tindakan yang bijaksana untuk mencegah berbagai macam timbulnya penyakit (Sugeng dan Sudarmono, 2008).
            Tujuan dari sistim Biosecurity adalah untuk meminimalisir keberadaan penyebab penyakit, meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk semang, dan membuat kontaminasi lingkungan oleh agen seminimal mungkin (Sudarisman, 2000).
2.3 Sanitasi
            Tindakan sanitasi adalah tindakan yang yang dijalankan dalam pemeliharaan sapi bertujuan untuk menjaga kesehatan melalui kebersihan agar ternak terbebas dari infeksi penyakit. Menurut Santoso (2006 a), tingkat sanitasi dan higine merupakan indikator kebaikan manajemen kesehatan ternak. Oleh karnanya ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menyusun program kesehatan ternak yaitu:
1.      Sanitasi lingkungan yang terbaik adalah menjaga kebersihan. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan parasite lebih mudah berkembang biak pada lingkungan yang kotor.
2.      Keadaan yang harus bersih hama pada peralatan oprasional yang digunakan dalam melakukan tatalaksana, sehingga menjamin kebersihan kesehatan.
3.      Digunakan beberapa desinfektan, tetapi harus diingat bahwa desinfektan sering inaktif bila terjadi kontak dengan bahan organic seperti darah, jaringan tinja, atau tanaman (sisa pakan) desinfektan biasannya diaplikasikan pada benda mati seperti perlatan.
2.4  Vaksinasi  
      Karantina hewan yaitu menolak masuknya penyakit hewan dari luar negeri ke Indonesia, mencegah penyebaran penyakit antar daerah dalam negeri, dan mencegah penyakit dari Indonesia ke luar negeri. Menurut Abidin (2005). Sapi-sapi bakalan yang akan digemukan atau yang baru dibeli dari pasar atau luar daerah perlu dimasukan ke dalam kandang karantina yang letaknya terpisah dengan kandang penggemukan.
      Vaksin adalah suatu suspense jasat renik yang dimatikan atau dilemahkan atau suatu produk yang berasal dari bahan tersebut dan bila disuntikan akan memacu antibody terhadap penyakit yang disebabkan oleh jasat renik tersebut (Sudaryani, 2003).
             
2.4 Sapi Potong
            Sapi potong merupakan salah satu komoditas yang memiliki prospek cerah mengingat pasar dalam negri, pertumbuhan konsumsi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan populasi dan produksi daging. Usaha ternak sapi potong dan kerja mempunyai prospek yang menjanjikan bila didukung dengan pemasaran yang baik.
Sapi potong merupakan jenis sapi pedaging yang banyak di kembangkan atau diusahakan dengan hasil utamanya adalah daging. Sapi potong mempunyai sifat yang khas bila ditinjau dari fisik maupun genetiknya (Somoprastowo, 2003). Ciri sapi pedaging adalah ukuran tubuh yang besar, pertumbuhan seluruh bagian tubuh serasi, garis badan atas bawah sejajar, dan kualitas dagingnya maksimal (Sugeng, 1992).  Di Indondesia ada enam jenis sapi potong yang hampir menyebar rata di setiap daerah.  Dari jenis-jenis sapi tersebut sebagian berasal dari dalam negeri (sapi lokal) dan sebagian merupakan sapi impor.  Sapi pedaging yang berasal dari dalam negeri yaitu sapi bali, sapi peranakan ongole (PO), dan sapi Madura. Sedangkan sapi pedaging yang berasal dari luar negri yaitu sapi brahman, Simmental, limousine, dan brangus. Salah satu jenis sapi impor yang dikembangkan sebagai sumber penghasil daging adalah sapi brahman.   

2.5 Penyakit
            Penyakit adalah  suatu kejadian yang bersifat negative sebagai akibat yang ditimbulkan oleh suatu bibit penyakit dan menyebabkan gangguan fisiologis pada tubuh induk semang. Penyakit infectious (menular) adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri, parasit dan jamur) yang bersifat dapat berpindah dari satu hewan (hewan carrier) ke hewan lainnya. Hewan carrier adalah hewan pembawa bibit penyakit tertentu tetapi hewan itu sendiri tidak menunjukan gejala sakit (Ditjennak/Direktorat Jendral Petrnakan, 2010).
2.6 Kelompok Tani Penggemukan Sapi Potong Limousin
2.6.1 Sejarah Kelompok
Kelompok penggemukan sapi potong limousin ini berdiri sajak tahun 2009 dengan anggota 6 orang dan mendapat dana dari CSR (corporation social responsibility) dari pertamina 75 juta per orang dengan bunga 5% per tahun, kemudian mengajukan kredit KKPE (kredit ketahanan pangan dan energi) di bank BNI 46 pada tahun 2011 dengan mendapat dana 100 juta per orang dengan bunga 55 per tahun. Pada tahun 2013 kelompok mendapat kerjasama dari GGLC yaitu sapi winner gaduh sampai saat ini.
2.6.2  Struktur Organisasi
Organisasi di Kelompok Tani Penggumukan Sapi Potong Limousin dilaksanakan sebagai alat kelompok untuk mengontrol masing-masing tugas dan wewenang jabatan agar kinerja kelompok dapat berjalan dengan baik.  Struktur organisasi kelompok terdapat pada Lampiran 1.


















1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus